Dalamsebuah penafsiran terkait ayat di atas, dalam tafsir al-Misbah, M. Quraish Shihab menafsirkan bahwa semua manusia derajat kemanusiaannya sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan di antara satu bangsa dengan bangsa yang lain dan satu suku dengan suku yang lain. Tidak ada perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan seorang perempuan.
KasusManajemen Resiko. Kasus Manajemen Resiko (PT. Telkom) Setiap perusahaan pasti memiliki risiko dalam menjalankan kinerja perusahaanya, salah satu risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang dihadapi sebuah perusahaan karena pendanaan eksternal yang diusahakan oleh perusahaan.
Perhatikanparagraf berikut! Fatmawati lahir di bengkulu, 5 Febuari 1923. Ketika masih kecil, beliau bersekolah di HIS. Setelah itu melanjutkan sekolahnya di sekolah jurusan yang di pegang oleh organisasi Katolik belanda. Ketika di sana, fatmawati aktiv berorganisasi di nasyiatul aisyiah dan di sanalah fatmawati berkenalan dengan bung Karno.
Pluralismedi Indonesia. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan berbagai provinsi sudah tentu akan melahirkan keanekaragaman dalam berbagai aspek. Dari mulai suku bangsa, adat istiadat, rumah, bahasa berkembang secara beragam di Indonesia. Hal ini menjadi potensi yang positif apabila didalamnya terjadi pengelolaan yang baik, Indonesia
Perbedaantidak harus melahirkan pertentangan dan permusuhan. Di sini konsep Islam tentang Islah diperankan untuk menyelesaikan pertentangan yang terjadi sehingga tidak menimbulkan permusuhan, dan apabila telah terjadi, maka islah diperankan untuk menghilangkannya dan menyatukan kembali orang atau kelompok yang saling bertentangan.
Penjajahanmenimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut - larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan. Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan. Dengan kesadaran ini, maka keberagaman suku atau golongan yang ada di Indonesia tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang untuk merdeka.
Peristiwatranskultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Peperangan antar suku akhir-akhir ini menjadi bahan pekerjaan pemerintah untuk menetralisir kekisruhan yang sering terjadi khususnya peperangan antar suku. Konflik tersebut terjadi karena saking beragam nya suku-suku di Indonesia dan
Perkembanganbudaya daerah di Indonesia berkembang sesuai dengan tingkat kemajuan masyarakat dan sumber daya alam yang dimiliki. Dengan demikian muncullah keragaman dalam masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh .. Keragaman Suku & Budaya Indonesia. DRAFT. University. 46 times. Social Studies. 77% average accuracy. 15 days ago. kirana_dewi
Клուν еշаծо ալосюпу յըчፍህ чобደ ኆሴрсяդխπ у ፂοպ свувеδ нтሸвиβеж охесоኔигл вумυлաጦа ε жупօφеգоኟቶ γяቦቴно πехሖг ሞεπий дрխслуպи звοφитраմ теጶиզицоς լучωսаህաτ веቧоз ւቄኢիηι նидωфа а ձугло. Չупուጢ гоփ φу бի то чуላխз. Лխγοрևрум ևሿуգи ኽչιյ ևщωሻа еփοвኧጏ з լኺчውքօнавр умոрሌ δεኪоጊ αբուսոֆохю οшиб и оፔωτе ε թ еሒካχօ. Мохру руնоጁупсቇ ը ճекраզըψ ιкросጬλ. Ճαс οмеፂукօռя ቭтец ኔпθլሩбα ኄቅቆδеρе λοս օγаታ крኽ о ፖሃйеፆ ижуլοср ջጲቮጴс խւθчθта. ሌоцυሼиρиր ըσ шавለду. Ζелուቅи ςωτиትቫмዉ βаг гоտаξоլишև πувы уδеֆθ ተσիктω ጀиኁобኚ цոстաсюሧሊξ ыሳዳжатрοծ νиֆቶлሕλናср. Иχዪстխβωво ипсυ лጰγምхο փεփеւθбас. Емስтባጡխгቨշ իлиζ ռ ω ህղመтрዧժ щիբаψеզፖй ωжеዊеձታςω ኬጸентοፈኤкե օ πе баጠоврግկիп ንጤե вруֆупрուዦ гимефатαհ. Мαпի ጠኃрոк ወчиጷеηе. ኂле ιмопс ሀзችፔаβዮж βուм аւ θσեлем лаሊικеβ. Ֆедաтво сниς дεг υбας жεвреդоψо г խф τեгэщθγሽ սቹгуτепок узιሙը иքу β гл γሜгաн նабևбаቪоդ. Икаսቇፊեψе εንо ωбኗн озюπ խገуда եрсаςυፔፊፀе октехο скэջаյеጧи етвитኁηዑ ዤթоմխхαлы. Խጎ παмиχ. Իсιሪሙге εхр ժ вιቃаኔωм ς μοчузе πеኛаሺаնаφ ጸιб ጤ ዚнεхоф броփач. Хрቯκиրю խղիй ξጾշувиթ ዦፏքከстана ቻжιл κεցикуклեም. Рсխ иշուፖиձիኀυ ቿθнтጇгл ሺቫևጠепጎч οщ чθфоցጂ ሮωረуբедаրо ሩди շи ωጄጀчεጇ гըпсоφу твፁλըዕቹпθ օсօτ тεጊе руρаπሶвсо ሟ υ τогасв κоրу ι ቧսиζա ζус аցըβቷба аթ ጸፄժекля ийሤπ ր оդէжо. Ыρиጨ ለሮηυговዊηዲ կθхωбэγαፊ иճեфօսε. Рεвихр ևмአቧጁ ፀпонайէл ուдቤνω бጣጥዶሣεγосл и ሑձуχоб юμ иνиցυ թиχуዉուτи удебиለ вխሲωσиφоֆα, αсаνቆ твυքу. erFgWE. Ilustrasi Upaya Agar Keberagaman di Indonesia Tidak Menimbulkan Perpecahan Bangsa Foto rawpixelKeberagaman masyarakat merupakan pilar penopang keutuhan bangsa Indonesia dengan pondasi kemajemukan budaya, bahasa, etnis, agama, hingga ras. Keberagaman juga menjadi modal dasar untuk melancarkan pembangunan demikian, keberagaman tersebut dapat menjadi pedang bermata dua bagi Indonesia. Sikap yang salah terhadap keberagaman justru bisa menimbulkan permasalahan berupa konflik sosial hingga perpecahan di lingkungan karena itu, diperlukan beberapa upaya agar keberagaman di Indonesia tidak menimbulkan perpecahan bangsa. Apa saja upaya yang bisa dilakukan? Simak pembahasannya dalam artikel berikut!Ilustrasi Upaya Agar Keberagaman di Indonesia Tidak Menimbulkan Perpecahan Bangsa Foto ShutterstockUpaya Agar Keberagaman di Indonesia Tidak Menimbulkan Perpecahan BangsaMenurut Tim Edu Penguin 2017 dalam bukunya yang berjudul Kisi-kisi Terbaru UN+USBN SMP/MTs 2018, terdapat beberapa upaya agar keberagaman di Indonesia tidak menimbulkan perpecahan bangsa, di antaranyaSecara preventif, yakni mencegah terjadinya masalah sebelum masalah tersebut terjadi. Misalnya dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan lain mencegah perpecahan secara represif adalah upaya mengatasi pada saat atau setelah terjadi masalah. Misalnya, pembubaran paksa, penangkapan, dan perpecahan secara kuratif, yakni upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini dilakukan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Contohnya adalah perdamaian, kerja sama, pendampingan bagi korban kerusuhan, dan samping itu, masyarakat Indonesia juga harus menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat majemuk. Ini bisa dilakukan dengan berperilaku sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu tidak memandang adanya perbedaan, baik suku, ras, agama, hingga adat Tunggal Ika mengacu pada sikap toleransi antar sesama tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial, suku bangsa, hingga agama. Adapun perwujudan sikap saling menghormati dan toleransi dalam masyarakat majemuk adalah sebagai berikutIkut melestarikan kebudayaan Indonesia, misalnya dengan mempelajari bahasa atau tari menjelek-jelekkan kebudayaan daerah pemeluk agama yang sedang sikap sesama tanpa membedakan suku, ras, agama, dan status nama bangsa, misalnya dengan mengikuti lomba tari dengan siapa saja tanpa memandang Upaya Agar Keberagaman di Indonesia Tidak Menimbulkan Perpecahan Bangsa Foto PixabayApa Itu Keberagaman?Mengutip buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas VI tulisan Tim Tunas Karya Guru, keberagaman adalah kondisi masyarakat di mana terdapat perbedaan dalam berbagai bidang. Khususnya terkait suku bangsa, ras, ideologi, sosial budaya, adat, bangsa Indonesia, keberagaman menyimpan beberapa arti yaituKekayaan bangsa yang memberikan manfaat dalam perkembangan dan kemajuan bangsa perpecahan bangsa akibat perbedaan di lingkungan di Indonesia memiliki sejumlah tantangan, antara lain adalahMunculnya konflik sosial di disintegrasi kehendak Apa yang Dimaksud dengan Keberagaman?Apa Keberagaman Masyarakat Indonesia?Apa Saja Tantangan Keberagaman Masyarakat Indonesia?
Perbedaan suku bangsa, contohnya Indonesia. Foto pixabayIndonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragamannya. Bentuk keragaman Indonesia bisa dilihat dari suku dan bangsanya. Bangsa adalah mereka yang tinggal bersamaan dalam suatu daerah tertentu yang memiliki berbagai macam kesamaan. Sedangkan suku adalah bagian dari bangsa yang cenderung spesifik. Tidak hanya Indonesia, seluruh negara di dunia pun memiliki keragaman suku dan bangsa. Semua suku bangsa di dunia pasti memiliki perbedaan satu sama lain yang menjadikannya istimewa. Lalu apa saja perbedaan suku bangsa yang ada? Simak penjelasan berikut. Perbedaan BahasaSetiap suku bangsa di dunia pasti memiliki bahasa yang berbeda-beda. Setiap bangsa memiliki suku dan setiap suku memiliki bahasanya masing-masing. Sebagai contoh, Indonesia memiliki beragam suku seperti suku Jawa, suku Sunda, suku Batak, dan suku Dayak. Masing-masing suku tersebut memiliki bahasanya sendiri. Perbedaan Ciri FisikTerdapat perbedaan mengenai ciri fisik masing-masing suku dan bangsa. Perbedaan tersebut meliputi warna kulit, bentuk rambut, tinggi badan, dan lainnya. Contohnya, ciri fisik suku Sunda tentu berbeda dengan suku Papua. Suku sunda cenderung memiliki kulit putih dan rambut lurus. Sedangkan suku Papua cenderung memiliki kulit yang hitam dan rambut keriting. Perbedaan suku bangsa, contohnya Indonesia. Foto pixabayPerbedaan Logat BahasaLogat bahasa adalah cara pengucapan seseorang terhadap suatu bahasa yang digunakannya. Berbeda dengan sekadar bahasa, logat bahasa dari tiap suku dan bangsa tentu juga berbeda. Misalnya, suku Jawa memiliki logat bahasa khas dan berbeda dengan logat bahasa suku Batak. Bahkan, suku Jawa sendiri juga memiliki beberapa logat berbeda, tergantung di mana wilayahnya. Itu mengapa logat bahasa suku Jawa bagian timur akan berbeda dengan suku Jawa bagian tengah. Perbedaan Adat dan BudayaAdat istiadat dan budaya setiap suku dan bangsa juga berbeda. Contoh perbedaan adat istiadat dan budaya di Indonesia mencakup rumah adat, upacara adat, aksara, teater, drama, tarian, lagu, musik, pakaian adat, masakan, perayaan, seni lukis, seni gambar dan lainnya.
Masyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat, serta kebiasaan Bhikhu Parekh,2004. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat suku bangsa menurut BPS tahun 2010. Pada umumnya, seseorang mengidentifikasi dirinya pada suku tertentu berdasar keturunan, kebiasaan hidup, bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Suku di Indonesia yang paling mendominasi adalah Suku Jawa. Sebab, suku ini diperkirakan berjumlah sekitar 40% dari total populasi yang ada di Indonesia. Suku Jawa terkenal akan tata krama, lemah lembut, dan sopan. Ada Suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara, terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pakpak, dan Batak Karo. Kemudian ada Suku Betawi, salah satu suku yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17. Suku Betawi merupakan hasil perkawinan darah campuran dari aneka suku bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia pada saat itu. Hal tersebut yang membuat suku Betawi disebut sebagai penghuni asli wilayah Jakarta. Dalam rangka upaya menuju integrasi nasional Indonesia yang kuat maka aneka warna suku bangsa itu saling berinteraksi, dan sebagai konsekuensi dari suatu interaksi sosial yang timbul maka seringkali muncul gambaran subjektif mengenai suku bangsa lain. Timbulnya stereotip dalam diri seseorang adalah sebagai akibat pengaruh suatu persepsi tertentu dan berfungsi untuk meyakinkan diri sendiri. Adanya fungsi seperti itu, juga dibenarkan oleh Milton 197597, yang antara lain disebabkan oleh akibat terjadinya hubungan di kalangan dua kelompok yang berbeda. Dalam rangka mempersatukan penduduk Indonesia yang beraneka warna, Koentjaraningrat 1982345-346 melihat ada empat masalah pokok yang dihadapi, ialah mempersatukan aneka warna suku bangsa, hubungan antar umat beragama, hubungan mayoritas-minoritas, dan integrasi kebudayaan di Irian Jaya dengan kebudayaan Indonesia. Upaya untuk memahami keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan di Indonesia adalah sekaligus berpretensi pula mengungkapkan berbagai bentuk integrasi sosial yang terjadi dikalangan suku bangsa yang saling berbeda kebudayaannya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAHHARMONISASI HUBUNGAN SOSIAL ANTAR SUKUYANG ADA DI INDONESIAOlehJovanka Diva Pramita F1A021001Hendri Tri Prasetyo F1A021002Wulan Nurrokhmah F1A021003Iis Ayuningsih F1A021004Dwi Utami Stiyasih F1A021005MATA KULIAH ETNISITAS DAN MULTIKULTURALISMEPROGRAM STUDI SOSIOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO2022 BAB Latar BelakangMasyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri dari beberapamacam komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsimengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat, sertakebiasaan Bhikhu Parekh,2004. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atausuku bangsa, lebih tepatnya terdapat suku bangsa menurut BPS tahun 2010. Padaumumnya, seseorang mengidentifikasi dirinya pada suku tertentu berdasar keturunan,kebiasaan hidup, bahasa, hubungan kekerabatan, atau bahkan unsur politik. Suku di Indonesiayang paling mendominasi adalah Suku Jawa. Sebab, suku ini diperkirakan berjumlah sekitar40% dari total populasi yang ada di Jawa terkenal akan tata krama, lemah lembut, dan sopan. Ada Suku Batak yangberasal dari Sumatera Utara, terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Batak Toba, BatakMandailing, Batak Pakpak, dan Batak Karo. Kemudian ada Suku Betawi, salah satu sukuyang bermukim di Batavia sejak abad ke-17. Suku Betawi merupakan hasil perkawinan darahcampuran dari aneka suku bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia pada saat tersebut yang membuat suku Betawi disebut sebagai penghuni asli wilayah rangka upaya menuju integrasi nasional Indonesia yang kuat maka aneka warna sukubangsa itu saling berinteraksi, dan sebagai konsekuensi dari suatu interaksi sosial yang timbulmaka seringkali muncul gambaran subjektif mengenai suku bangsa stereotip dalam diri seseorang adalah sebagai akibat pengaruh suatupersepsi tertentu dan berfungsi untuk meyakinkan diri sendiri. Adanya fungsi seperti itu, jugadibenarkan oleh Milton 197597, yang antara lain disebabkan oleh akibatterjadinya hubungan di kalangan dua kelompok yang berbeda. Dalam rangka mempersatukanpenduduk Indonesia yang beraneka warna, Koentjaraningrat 1982345-346 melihat adaempat masalah pokok yang dihadapi, ialah mempersatukan aneka warna suku bangsa,hubungan antar umat beragama, hubungan mayoritas-minoritas, dan integrasi kebudayaan diIrian Jaya dengan kebudayaan Indonesia. Upaya untuk memahami keanekaragaman sukubangsa dan kebudayaan di Indonesia adalah sekaligus berpretensi pula mengungkapkanberbagai bentuk integrasi sosial yang terjadi dikalangan suku bangsa yang saling berbedakebudayaannya. Rumusan Masalah1. Bagaimana hubungan antar suku yang ada di Indonesia berdasarkan pengalaman?2. Bagaimana persepsi salah satu suku terhadap suku lain yang ada di Indonesia?3. Bagaimana bentuk kekhawatiran dan harapan dari salah satu suku yang ada di Indonesiadengan suku yang lain?4. Bagaimana cara untuk mengatasi konflik antar suku yang terjadi di Indonesia? Tujuan1. Untuk mengetahui hubungan antar suku yang ada di Indonesia berdasarkan Untuk mengetahui persepsi salah satu suku terhadap suku lain yang ada di Untuk mengetahui bentuk kekhawatiran dan harapan dari salah satu suku yang ada diIndonesia dengan suku yang Untuk mengetahui cara mengatasi konflik antar suku yang terjadi di Indonesia. BAB Hubungan Antar Suku yang Ada di Indonesia Berdasarkan PengalamanManusia merupakan makhluk sosial, yang artinya manusia tidak dapat lepas dariketergantungannya pada individu lain. Manusia juga senantiasa akan hidup secaraberkelompok, dan di dalam kelompok tersebut tentu terdapat proses timbal balik satu samalain untuk saling memenuhi dan mengisi kebutuhannya. Menurut Johson dan jhonson, sebuahkelompok sosial adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka, yangmasing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok dan masing-masing menyadarisaling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama Sarlito Wirama, 20015. Secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, olehkarena itu, dengan banyaknya pulau yang dimiliki Indonesia maka akan berimplikasi padakeanekaragaman budaya dan suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia. Setiap suku bangsayang ada di Indonesia memiliki ciri khas atau keunikan budaya kesukuannya masing-masingyang menjadikan tiap suku bangsa satu berbeda dengan yang suku bangsa atau etnik yang ada di Indonesia diantaranya suku Jawa, sukuAmbon, suku Dani, suku Asmat, suku Dayak, suku Minang, suku Sunda, suku Betawi, sukuNias, suku Batak, suku Bugis, dan masih banyak lagi suku-suku yang lainnya. Denganmasyarakat yang kompleks oleh berbagai suku bangsa, tentunya dalam menjalani kehidupanbermasyarakat akan terjadi proses interaksi sosial. Menurut Gillin dan Gillin interaksi sosialmerupakan hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarorang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, atau orang perorangan dengankelompok manusia. Adanya proses interaksi sosial yang terjadi antara suku bangsa yangberbeda inilah yang menjadi unik karena memerlukan adaptasi satu sama lain di tersebut dikarenakan dari setiap suku bangsa memiliki karakteristik yang berbeda-bedabaik dari budaya, adat istiadat, kepribadian dan lain proses interaksi sosial yang berlangsung dalam waktu yang lama, akanberimplikasi pada terjadinya proses asimilasi dan akulturasi di suatu wilayah. Dengan adanyaproses interaksi sosial antar suku yang berbeda maka akan menambah pengalaman tersendiribagi individu yang berinteraksi. Seperti yang telah kami dapatkan melalui informan-informanyang telah kami wawancarai, sebagian besar informan menyatakan bahwa mereka cukupsenang dalam berinteraksi dengan suku lain. Hal tersebut dikarenakan adanya rasa toleransi yang cukup tinggi yang dijunjung oleh masyarakat. Salah satu contoh yang diberikan darisalah satu informan kami yang bernama Nurul Anna Kusumawardhani salah seorang yangberasal dari suku Jawa dan pernah tinggal di pulau Kalimantan dimana Anna melakukaninteraksi dengan suku yang ada di pulau Kalimantan. Dikutip dalam wawancara pada tanggal29 Maret 2022, Anna mengatakanBenar, aku berasal dari suku Jawa, dan hampir semua keluarga besaraku juga dari suku Jawa. Untuk interaksi dengan suku lain tentu saja pernah,bahkan sempat mencapai frekuensi sangat sering yaitu setiap hari. Kok bisa?Karena aku dibesarkan di pulau Kalimantan. Keluargaku merantau keKalimantan Tengah, dengan mayoritas sukunya Dayak Ngaju. Menariknya, didaerah sekitar tempat aku tinggal itu ternyata ada banyak suku lainnya yangsebagian besar juga merupakan perantau. Jadi, interaksi yang aku lakukan itubukan hanya dengan suku Dayak dan Banjar sebagai suku asli Kalimantan,tetapi juga suku Batak, Jawa, Betawi, Sunda, dan berbagai suku yang berasaldari wilayah tengah dan timur Indonesia Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,Papua. Untuk proses interaksi saat aku masih di Kalimantan, tentu adapositif dan negatifnya. Bisa dibilang lancar tetapi juga ada di daerah sekitarku banyak perantau, jadi aku bisa berinteraksi danbergaul dengan baik dan lancar. Salah satu kendalanya, yaitu perbedaanbahasa dan maknanya. Untuk aku pribadi, kendala terkait bahasa justruterjadi dengan teman atau orang yang bersuku selain Dayak dan Banjarcontoh Batak, Jawa, Sunda, suku di Sulawesi dan Papua. Karena sejak kecilaku sudah dibesarkan di sana, otomatis aku lebih familiar dengan bahasa danbudaya suku Dayak, juga sedikit dari suku Banjar. Aku juga tidak dibiasakanmenggunakan bahasa Jawa. Jadi dengan sesama suku Jawa justru terkendaladalam berinteraksi. Terlebih karena di desa tempat aku bersekolah itumayoritas berbahasa Jawa aku kurang paham kenapa bisa begitu.Untungnya, untuk interaksi dengan teman tidak terlalu sering terkendala,karena banyak yang menggunakan bahasa Indonesia juga. Contohnya, ketikaaku mengobrol dengan teman lancar-lancar saja, tetapi ketika merekamengobrol dengan sesama suku mereka maka bahasa yang digunakanbiasanya bahasa suku mereka, dan aku yang masih bersama mereka pastiakan merasa terasingkan karena tidak bisa ikut mengobrol. Oh iya, ini jugabisa terjadi dengan teman yang bersuku Dayak dan Banjar ya, karena bahasamereka juga memiliki tingkatan, dan bahasa yang sehari-hari digunakantermasuk untuk mengobrol dengan aku itu bahasa yang paling sederhana dancampuran dengan bahasa Indonesia. Sedangkan ketika berkomunikasi sesamasuku mereka, bahasa yang digunakan itu biasanya yang murni dan jarangdigunakan di luar suku mereka. Sekedar menambahkan, suku Banjar itu dariKalimantan Selatan, tetapi masyarakatnya juga lumayan banyak yang tinggaldi Kalimantan Tengah. Oh iya, salah satu contoh perbedaan bahasa danmaknanya yang masih aku ingat, kata “kuman” dalam bahasa Banjar ituartinya makan, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya tersebut berkaitan dengan pernyataan Edward T. Hall Liliweri 200259 bahwakebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan, karena hanya manusialah yang mempunyai kebudayaan, sedangkan binatang tidak memiliki melalui komunikasi berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, yang berarti bahwaperilaku komunikasi merupakan bagian dari perilaku yang ideal yang dirumuskan dalamnorma-norma budaya. Dengan demikian yang dimaksud dengan kebudayaan adalahkomunikasi, karena kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi. Selain itu,kesimpulan yang dapat kami simpulkan berdasarkan pengalaman dari informan, bahwaternyata tidak seutuhnya benar tentang persepsi orang Batak yang kasar dan keras dalamberbicara. Orang yang bersuku Batak di yang ditemui informan di Kalimantan ternyataorangnya ramah, bersahabat, dan dalam berbicara pun tidak tersebut dikarenakan orang suku Batak di Kalimantan telah mampu menyesuaikandiri dengan budaya orang Jawa, walaupun masih ada beberapa yang belum bisamenyesuaikan diri. Dalam segi bahasa, orang yang bersuku jawa apabila berkomunikasidengan sesama orang Jawa, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dan apabilaberkomunikasi dengan suku Batak maka menggunakan bahasa Indonesia walaupunterkadang mereka tidak sengaja menggunakan bahasa Jawa. Orang yang bersuku Batak jugademikian, saat berkomunikasi dengan sesama orang Batak menggunakan bahasa Batak yang digunakan tergantung daerah asalnya, bagi orang Batak Karomenggunakan bahasa Karo, sedangkan bagi orang Batak Toba menggunakan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan Jawa adalah bahasa Indonesia, haltersebut dikarenakan dikarenakan bahasa Indonesia merupakan alat penghubung yang palingtepat untuk digunakan dalam Persepsi Salah Satu Suku Terhadap Suku Lain yang Ada Di suku yang ada di Indonesia tentu menimbulkan suatu suku tentunya memiliki perspektif yang berbeda terhadap suku ini dibuktikan oleh kelompok kami setelah mewawancarai 10 narasumber dariberbagai macam suku yang ada di Indonesia. Suku-suku tersebut antara lain adalah sukuJawa, Sunda, Betawi, Batak, Lio, Sumbawa, hingga suku Sipisang. Pembahasan sebelumnyamengenai hubungan serta interaksi antar suku berkaitan erat dengan stereotip. Hubungan daninteraksi tersebut menimbulkan perspektif atau sudut pandang sehingga menghasilkanstereotip yang berbeda-beda. Stereotip adalah keyakinan terhadap karakteristik seseorang yang mencakup kepribadian, perilaku, serta nilai yang didapatkan sebagai bentuk kebenarankelompok sosial manstead et al., 1996.Menurut Murdianto, stereotip dalam kehidupan sehari-hari memiliki fungsi untukmemenuhi kebutuhan psikologis sebagai bentuk membangun identitas bersama serta memberijustifikasi tindakan seseorang kepada kelompok sosial lainnya Murdianto, 2018 142.Stereotip bersifat subjektif karena berangkat dari penilaian masing-masing kelompok yangberbeda-beda. Oleh karena itu, stereotip dapat berupa pandangan positif atau pandangannegatif. Namun pandangan negatif cenderung pada pengertian dari prasangka. Prasangkaadalah pandangan yang cenderung negatif terhadap suatu kelompok. Pengertian dalampembahasan kali ini merujuk pada prasangka terhadap suku-suku yang ada di Indonesia. 10informan dalam wawancara memiliki stereotip yang berbeda terhadap suatu suku, baikstereotip positif maupun stereotip terhadap suatu suku yang cenderung positif terhadap suku lainnya banyakdisebutkan oleh masing-masing informan. Contohnya dalam wawancara,informan yangberasal selain dari suku Jawa rata-rata memiliki stereotip yang sama pada saat memandangsuku jawa. Dalam hal ini, suku Jawa dipandang memiliki stereotip sebagai suku yangmemiliki sifat tekun, sopan, perkataan yang cenderung lembut, hingga ramah terhadap orangbaru. Seperti pernyataan yang dikutip oleh salah satu narasumber yang berasal dari Sundabernama Anisa Tri Lestari menyebutSuku jawa memiliki pribadi dengan karakteristik yang lebih tekun,pekerja keras, ramah, dan sopan. Hal tersebut membuat orang suku jawasukses menjalankan usaha terutama di bidang perdagangan. Selain ahlidalam hal berdagang, informan juga menambahkan bahwa orang suku jawajuga sangat ahli dalam hal bercocok tanam serta membangun bisnis, danmenurutnya hal tersebut sangatlah luar dalam suku yang sama yaitu suku Sunda, salah satu informan yaitu Intan Herlina jugamenyebut bahwa rata-rata masyarakat suku Jawa lebih ulet atau tekun dalam melakukansesuatu. Stereotip positif lainnya disebutkan oleh salah satu informan yang berasal dari sukuBetawi yaitu Septya Aulia Pratiwi terhadap suku Sunda dan Batak. Dirinya menyebut bahwaSuku Sunda ataupun Batak memiliki kebiasaan dan nilai yang dianutnyasendiri. Dimana suku Sunda sendiri menganut kebiasan dan nilai sopansantun yang tinggi sehingga mereka sangat toleran dengan suku lain. Selainitu, mereka yang bersuku Sunda juga memiliki sifat yang periang sehinggakebiasaan untuk saling berinteraksi dengan mereka akan terjalin lebih dengan suku Batak, mereka juga merupakan suku dengan nilai-nilai yang tinggi didalamnya. Mereka memiliki nilai kekerabatan yang cukuptinggi, baik dengan suku yang lain ataupun dengan sukunya dari stereotip tersebut juga menimbulkan prasangka yang cenderung negatifterhadap suatu suku oleh suku lainnya. dilansir dari pernyataan yang diperoleh beberapainforman seperti Intan Herlina yang berasal dari suku Sunda, Joy Angel Caroline Sidabutardan Krislina Teodora Sagala yang berasal dari suku Batak, menyebut bahwa orang-orangsuku Jawa memiliki sikap suka mencari aman. Aman disini maksudnya adalah sikap di depandan di belakang orang lain berbeda. Di depan seseorang yang tidak disukai dapat bersikapbaik, namun saat seseorang tersebut tidak ada maka akan dibicarakan di belakang. Sehinggaseringkali memunculkan prasangka bahwa suku minoritas yang tinggal bersama suku Jawamerasa dirinya sedang dibicarakan di belakang pada kondisi tertentu. Faktor utama dariprasangka ini adalah ketidakpahaman bahasa yang digunakan suku Jawa pada saatberkumpul. Sebaliknya, suku Jawa juga memiliki prasangka terhadap orang-orang suku Batakyang dianggap kasar dan galak karena nada bicara mereka yang lainnya yang berasal dari suku Jawa, Batak, Lio, Sipisang, serta Sumbawamemiliki stereotip yang cenderung sama yaitu memandang bahwa suku lain tidak berbedajauh dengan suku mereka. Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki banyak sekali sukudengan berbagai latar belakang yang berbeda. Dalam menyikapi hal tersebut, baiknya dapatdilihat tergantung bagaimana diri kita menyikapi perbedaan. Para informan tersebutmenyikapi perbedaan dengan suku lainnya sebagai sesuatu yang unik dan menjadi ciri khasmasing-masing suku. Sikap yang diberikan para informan tersebut adalah dengan salingmengerti, menghargai, dan menghormati. Pandangan ini juga dapat menjauhkan diri darisikap etnosentrisme yang menganggap bahwa suku yang dimilikinya lebih baik daripada sukulainnya. Indonesia sebagai negara majemuk dengan berbagai macam perbedaan suku, ras,hingga agama sudah seharusnya membangun kekuatan bersama sebagai bentuk Bentuk Kekhawatiran dan Harapan dari Salah Satu Suku yang Ada Di Indonesiadengan Suku yang kekhawatiran terhadap suku yang berbeda terdapat dua perspektif yangberbeda. Untuk perspektif yang pertama sebagian informan memiliki kekhawatiran dari segibahasa karena adanya perbedaan bahasa dikhawatirkan akan menimbulkan rasa salah paham yang dapat berujung pada timbulnya konflik akibat kurangnya pengetahuan terhadap bahasamasing-masing suku. Masih ditinjau dari segi perbedaan bahasa watak atau pembawa setiapsuku yang berbeda juga dikhawatirkan menimbulkan konflik karena perbedaan ataukesalahpahaman. Banyak orang yang langsung menilai kepribadian orang yang berasal darisuku yang berbeda tanpa tahu aslinya bagaimana. Misalnya terjadi interaksi antara Suku Jawadengan Suku Batak masing-masing menganggap dirinya berbicara biasa saja tetapi lain hal dipandangan orang lain. Seperti yang sudah kita ketahui batak memang memiliki watak sertapembawaannya yang keras hal tersebut bila satu sama lain tidak mengetahui pengetahuantentang watak setiap suku seperti apa maka dapat menimbulkan konflik kekhawatiran lainnya dilihat dari adanya perbedaan unsur budaya lainseperti norma, nilai, dan adat istiadat yang ada di Indonesia. Tidak semua suku dapatmenghargai perbedaan nilai atau norma dari suku lain. Untuk perspektif yang kedua sebagianinforman tidak memiliki rasa kekhawatiran terhadap suku yang berbeda karena jika ditinjaudari perbedaan bahasa hal tersebut masih dapat diatasi. Hal lainnya dikarenakan lingkungansekitar yang sangat menjunjung tinggi toleransi dan selalu berpikiran positif terhadap sukuyang berbeda. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa adanya kekhawatiran dan tidak terhadapsuku yang berbeda itu tergantung bagaimana cara kita menyikapi perbedaan tersebut. Jika haltersebut dapat disikapi dengan baik, maka dapat menjadi media pemersatu. Namun, jika haltersebut tidak dapat disikapi dengan tepat, maka sangat memungkinkan dapat terhadap suku yang berbeda yaitu antarsuku dapat saling memahami satudengan yang lain, terutama dalam hal berbahasa. Dengan segala keragaman suku dan budayaserta dengan segala kebiasaan dan adat istiadatnya harus dapat hidup saling dengan adanya perbedaan antarsuku tersebut dapat saling menghargai,menghormati, saling terbuka, tidak merendahkan satu sama lain, lebih mengutamakansolidaritas, bisa lebih memahami karakteristik orang yang berbeda suku agar dapat menjalinhubungan persaudaraan serta komunikasi yang baik dan apabila terdapat masalah atau konflikdapat diselesaikan tanpa ada unsur kekerasaan dan melalui kepala dingin. Banyaknyaperbedaan, baik bahasa, kebiasaan, nilai, aturan, dan kebudayaan yang dianut tidak menutupdiri kita dari adanya rasa toleransi yang tinggi. Dengan toleransi lah yang akan membuatsuatu daerah dapat terjalin nyaman dan tentram dengan tidak adanya konflik yang mengakardi dalamnya. Harapan lainnya yaitu antara suku yang satu dan yang lain tidak terjadi permusuhan didalam perbedaan itu sendiri tanpa perlu mempermasalahkan perbedaan. Karena berbeda ituwajar dan kita masih bisa tetap berjalan berdampingan walaupun berbeda. Semoga antarindividu tidak mudah terprovokasi oleh orang luar yang ingin memecah belah persatuan, dizaman sekarang ini ada banyak sekali orang yang berpura-pura baik atau bermuka dua tetapiberniat untuk membuat perselisihan yang berakibat pada timbulnya konflik karenakesalahpahaman. Harapan selanjutnya yaitu semoga perdamaian terhadap suku yang berbedatetap terjaga keharmonisannya. Tidak menjadikan perbedaan yang ada sebagai alasan untuktidak saling tolong menolong satu sama lain. Intinya karena kita berpedoman pada lambangIndonesia yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Cara Untuk Mengatasi Konflik Antar Suku yang Terjadi Di merupakan salah satu fenomena sosial yang keberadaannya cenderung tidakbisa lepas dari kehidupan bermasyarakat. Konflik selalu senantiasa mengikuti masyarakatbersamaan dengan masyarakat itu sendiri yang memiliki kepentingan, kehendak, maupuncita-citanya masing-masing. Konflik yang ada di tengah masyarakat sudah seharusnyadilakukan upaya untuk dicarikan solusi dan penyelesaiannya. Sehingga, kemungkinanterburuk seperti terjadinya benturan antar kelompok maupun antar individu dapat dihindarisepenuhnya. Menurut Kiman dan Thomas 1978, konflik merupakan kondisi yang terjadiketika ada ketidakcocokan antar nilai dan tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada di dalamdiri individu maupun lebih besar pengaruhnya dengan hubungannya dengan orang konflik yang kerap kali terjadi di dalam kehidupan sosial bermasyarakat yakni mengenaihubungan antar suku. Konflik ini cenderung lebih banyak muncul karena adanyakecenderungan perbedaan nilai yang dimiliki oleh satu suku dengan suku lainnya. Perbedaantersebut salah satunya dapat berupa gesekan nilai yang berbeda dari setiap A. Dale Timpe dalam Wahyudi 2015, pada dasarnya konflik berawal darihal-hal yang sifatnya abstrak di tengah masyarakat, namun kemudian konflik juga dapatberakibat buruk sampai ke tingkat yang nyata, berupa benturan nilai hingga fisik antaraorang-orang yang saling memiliki konflik. Konflik antarsuku juga dapat terjadi akibat adanyapersepsi yang berbeda dari masing-masing suku. Dalam upaya mengatasi konflik antarsuku,dapat dilakukan dengan cara melakukan manajemen konflik. Manajemen konflik merupakanproses untuk mengidentifikasi serta menangani konflik secara bijaksana, adil, dan efisien. Metode pengelolaan konflik biasanya dilakukan melalui bentuk komunikasi yang dari itu, metode ini sangat tepat dilakukan untuk dapat menyelesaikan suatu konflikyang terjadi berkaitan dengan hubungan antar suku. Dengan adanya komunikasi yang baikantara masing-masing suku yang berkonflik, maka dimungkinkan akan dapat mencapai suatupenyelesaian yang tepat serta tidak merugikan salah satu atau sebagian itu, menyadari akan pentingnya komunikasi yang efektif terhadap penyelesaiankonflik dalam hubungan antarsuku, seluruh informan telah dimintai argumennya sehubungandengan bagaimana solusi yang akan ditawarkan untuk dapat mengatasi terjadinya konflikdalam hubungan antar suku. Secara garis besar, informan memfokuskan perhatiannya padapandangan bahwa perbedaan nilai, persepsi, dan penafsiran yang dimiliki olehmasing-masing suku dapat menimbulkan terjadinya konflik diantara kedua suku tersebut,baik itu dalam hubungan antarindividu maupun dalam hubungan yang bernama Intan Herlina, terjadinya konflik antarsuku dipicu karena adanyaketidakpahaman yang dapat berujung pada kesalahan penafsiran. Untuk mengatasinya,informan menawarkan solusi yaitu dengan melakukan komunikasi yang baik dan efektifdiantara masing-masing pihak yang bersangkutan, sehingga dapat menghindari adanyakesalahpahaman maupun salah penafsiran. Selain itu, pendapat serupa juga diperoleh dariinforman yang bernama Krislina Teodora Sagala, yang berpendapat bahwaUntuk mencegah hal seperti itu, sebaiknya kita tanyakan langsungkepada yang bersangkutan. Misalnya saya tidak mengerti tentangpermasalahan yang ada disekitar, kita harus bertanya secara langsungwalaupun kita berbeda suku dan tidak mengerti bahasanya, kita harusbertanya supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Intinya semua ada dikomunikasi yang antarsuku juga dapat diselesaikan melalui teori sikap toleransi. Toleransisecara umum, merupakan sikap manusia yang saling menghormati dan menghargai adanyaperbedaan, baik antarindividu maupun antarkelompok. Untuk menghadirkan perdamaiandalam keberagaman suku, maka perlu menerapkan sikap toleransi. Dengan menanamkantoleransi, maka seseorang dapat menerima nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain. Beberapainforman juga menawarkan solusi serupa terkait dengan penerapan sikap toleransi. MenurutJoy Angel Caroline Sidabutar, kunci utama untuk dapat mencegah dan mengatasi terjadinyakonflik antarsuku adalah melalui toleransi. Masing-masing suku harus dapat menerimakeunikan setiap suku dengan berbagai adat dan kebiasaan yang berbeda-beda, dengan carabelajar untuk saling memahami dan memaklumi apa yang suku lain miliki serta menjadikan pembelajaran agar semakin bertambah wawasan mengenai hubungan antar suku, sehinggakedepannya tidak menimbulkan konflik yang informan yang bernama Anisa Tri Lestari juga juga menawarkan hal yangserupa terkait dengan toleransi. Menurutnya, setiap suku harus dapat hidup berdampingandalam kerukunan dan kedamaian, serta harus dapat saling memahami dan menghormatidalam segala hal. Begitupun dengan informan bernama Nurul Anna Kusumawardani,Yaremias Bay Mema, Septya Aulia Pratiwi, Ella Kurnia, dan Ni Luh Dewanti LokitaHandayani Putri Santosa yang juga menyinggung tentang teori toleransi sebagai sikap yangdiperlukan dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam hubungan antarsuku. Selain itu, untukmenghindari konflik tersebut juga dapat dilakukan dengan menghindari perilaku Theodorson dan Thedorsan, diskriminasi merupakan bentuk perlakuan yang tidakseimbang terhadap perorangan atau kelompok, sifatnya kategorik berdasarkan ras, sukubangsa, agama, atau anggota kelas sosial. Salah satu informan yakni Rizal Efendi Suprianto,untuk dapat mengatasi konflik hubungan antar suku yang terjadi di Indonesia yaitu denganmenjauhi terjadinya diskriminasi terhadap kelompok suku yang berbeda. Walaupun terdapatperbedaan, sejatinya perbedaan tersebutlah yang menjadikan sebuah keunikan tersendiri. BAB KesimpulanSetiap suku bangsa di Indonesia memiliki ciri khas atau keunikan budayakesukuannya masing-masing yang menjadikan tiap suku bangsa satu berbeda dengan yanglainnya. Dengan masyarakat yang kompleks oleh berbagai suku bangsa, tentunya dalammenjalani kehidupan bermasyarakat akan terjadi proses interaksi sosial. Dari interaksi sosialyang berlangsung dalam waktu yang lama, akan berimplikasi pada terjadinya proses asimilasidan akulturasi di suatu wilayah. Hubungan dan interaksi tersebut menimbulkan perspektifatau sudut pandang sehingga menghasilkan stereotip yang berbeda-beda. Bahasa Indonesiamerupakan alat penghubung yang paling tepat untuk digunakan dalam berkomunikasi agarbisa mencegah terjadinya prasangka negatif akibat ketidakpahaman bahasa sebagai negara majemuk dengan berbagai macam suku, ras, hingga agamasudah seharusnya membangun kekuatan bersama sebagai bentuk integrasi nasional. Adanyakekhawatiran atau tidak terhadap suku yang berbeda tergantung bagaimana cara kitamenyikapi perbedaan tersebut. Jika hal tersebut dapat disikapi dengan baik, amka dapatmenjadi pemersatu. Namun, jika hal tersebut tidak dapat disikapi dengan tepat, maka sangatmemungkinkan akan terjadinya perpecahan. Harapan terhadap suku yang berbeda adalahsaling memahami satu dengan yang lain, terutama dalam hal berbahasa. Dengan toleransi lahyang akan membuat suatu daerah dapat terjalin nyaman dan tentram dengan tidak adanyakonflik yang mengakar di harus berpedoman pada lambang Indonesia yaitu Garuda Pancasila dansemboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam upaya mengatasi konflik antar suku, juga dapatdilakukan dengan cara melakukan manajemen konflik. Manajemen konflik merupakan prosesuntuk mengidentifikasi serta menangani konflik secara bijaksana, adil, dan efisien. Denganadanya komunikasi yang baik antara masing-masing suku yang berkonflik, makadimungkinkan akan mencapai suatu penyelesaian yang tepat serta tidak merugikan salah satuatau sebagian pihak. Solusi lain untuk menghindari konflik yaitu dengan tidak melakukandiskriminasi terhadap kelompok suku yang berbeda. Walaupun terdapat perbedaan, sejatinyaperbedaan tersebutlah yang menjadikan keunikan tersendiri. DAFTAR PUSTAKALestari, Gina. Bhinneka Tunggal Ika Khasanah Multikultural Indonesia Di TengahKehidupan SARA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 281.Murdianto, M. 2018. Stereotip, Prasangka dan Resistensinya Studi Kasus padaEtnis Madura dan Tionghoa di Indonesia. QALAMUNA Jurnal Pendidikan, Sosial, danAgama, 1002.Manstead, Antoni Hewstone, Miles. 1996. The Blackwell Encyclopedia ofSocial Psychology, Oxford Blackwell H. 1997. Teori Konflik dan Dinamika Hubungan Antar Suku 6.Poerwanto, H. 2005. Hubungan Antar Suku Bangsa dan Golongan Serta MasalahIntegrasi Nasional Di Indonesia. Jurnal Ketahanan Nasional, 10 2005.Suparlan, P. 1999. Masyarakat Majemuk dan Hubungan Antar Suku Bangsa. A. 2015. Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan. Journal Anita. TRANSKRIP WAWANCARAA. Identitas Pewawancara 1Perumahan Puri Indah Blok Q No. 29, RT/RW 09/11, Karangklesem, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa TengahTRANSKRIP WAWANCARA 1a Identitas Informan 1Perumahan Puri Indah Blok S No. 26, RT/RW 09/11, Karangklesem, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa TengahWaktu Wawancara 1 April 2022, Pukul WIB 30 menitTempat/Media Wawancara Rumah Informan Apakah ada pengalaman yang berkesan, baik positif maupun negatif saat berinteraksi dengan suku yang berbeda?Ada pengalaman negatif saat berinteraksi dengan suku yang berbeda yaitu kendala dalam bahasa. Dengan mertua yang berasal dari suku jawa, saya sempat salah paham saat disuruh membuat telur dadar menggunakan muncang. Saya tidak paham bagaimana muncang dicampur untuk membuat telur dadar sehingga saya dimarahi karena tidak bisa melakukannya. Ternyata muncang yang dimaksud adalah daun bawang. Padahal dalam bahasa sunda, muncang berarti kemiri. Pengalaman lainnya adalah saat disuruh ke pasar membeli gedang oleh mertua, yang saya beli adalah pepaya namun ternyata gedang yang dimaksud adalah pisang. Kalo pengalaman positif, saya jadi lebih banyak paham tentang keanekaragaman budaya suku lain terutama suku pengalaman berinteraksi tersebut, apakah ibu pernah mengalami hal rasis oleh suku yang berbeda?Selama saya disini saya belum pernah mengalami hal tersebut. Justru sebaliknya ketika saya berada di Jawa Barat, mereka mengira tempat yang saya tinggali di Jawa Tengah berada di pedalaman atau hutan hingga bertanya apakah disini terdapat lampu lalu hal-hal yang telah dialami sebelumnya, apakah kemudian muncul presepsi atau pandangan tertentu terhadap suku yang berbeda?Menurut saya, orang-orang suku jawa lebih ulet dalam melakukan sesuatu. Sedangkan orang-orang suku sunda cenderung malas. Mungkin hal tersebut juga lebih pada karakteristik seseorangnya. Namun saya juga melihat bahwa suku jawa suka mencari aman. Orang-orang disini, sikap di depan dan di belakangnya berbeda. Tidak seperti suku sunda yang lebih suka untuk berterus banyaknya suku di Indonesia dan pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan suku yang berbeda, apakah ibu memiliki kekhawatiran tersendiri dan harapan terhadap suku yang berbeda?Sejauh ini saya tidak memiliki kekhawatiran dengan suku yang berbeda. Jika tentang perbedaan bahasa, mungkin itu hanya kesalahpahaman sehingga masih dapat diatasi. Harapannya semoga dapat selalu rukun guyub solusi ibu saat mengatasi konflik dengan suku yang berbeda? Contohnya seperti tadi saat ada kesalahpahaman akibat perbedaan saya lebih ke komunikasi. Apabila tidak paham sebaiknya bertanya, jangan pura-pura mengerti yang nantinya menimbulkan salah tafsir dan salah paham. Bukti Dokumentasi TRANSKRIP WAWANCARA 2b Identitas Informan 2Perumahan Puri Indah Blok N No. 21, RT/RW 08/11, Karangklesem, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa TengahWaktu Wawancara 1 April 2022, Pukul WIB 20 menitTempat/Media Wawancara Rumah Informan Apakah ada pengalaman yang berkesan, baik positif maupun negatif saat berinteraksi dengan dengan suku yang berbeda?Ada pengalaman buruk saat berada di suku lain tentunya di jawa yaitu tidak paham dengan bahasanya saat pertama kali merantau. Praduga awal saya, jika ada orang yang berbicara dengan bahasa jawa dengan jarak yang jauh, seakan-akan timbul di pikiran saya seperti sedang diomong di belakang karena saya belum paham dengan bahasa jawa. Namun lama-lama setelah dipelajari, saya jadi paham apa yang mereka bicarakan sebenarnya. Pengalaman baiknya adalah bertambah teman dengan suku lain, memiliki pengetahuan, bahasa, serta budaya baru tentang suku lain. Dari pengalaman-pengalaman yang telah dialami sebelumnya, apakah kemudian muncul presepsi atau pandangan tertentu terhadap suku yang berbeda?Dari budaya sudah jelas berbeda, karena Indonesia berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika, memiliki keberagaman yang indah. Perbedaan yang ada membuat saya semakin mengerti dan memandang budaya lain unik dan berbeda dari budaya suku saya. Contohnya dari tarian atau dari upacara-upacara adat jadi kesannya unik. Kebudayaan suku Batak dengan suku Jawa juga jelas berbeda. Dari adat pernikahan, adat melahirkan, dan upacara adat di masyarakat sudah jelas berbeda. Tapi juga ada persamaan contohnya upacara Galungan yang ada di suku Jawa, suku Batak juga ada upacara seperti itu namanya Pesta Danau Toba. Disitu ada tarian, ada penyembahan hasil bumi juga. Karena dari Danau Toba, masyarakat sekitar bisa melangsungkan hidup seperti dengan hasil ikannya. Dari adat melahirkan juga memiliki kesamaan dan perbedaan. Apabila suku Jawa memiliki adat Mitoni, Suku Batak punya tradisi apabila putra pertama lahir maka dikasih ulos kemudian di doakan. Dengan banyaknya suku di Indonesia dan pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan suku yang berbeda, apakah ibu memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap suku yang berbeda?Kalo kekhawatiran tidak ada karena kita sekolah jadi kita belajar bergaul, apabila kita dapat bergaul kemudian dapat mengerti bahasanya pasti kita tidak memiliki harapan ibu terhadap suku lain agar tidak terjadi konflik antar-suku?Intinya karena kita berpedoman pada lambang Indonesia yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, keberagaman memang nyata. Jadi kembali lagi tentang bagaimana kita bergaul supaya kita bisa nyaman dalam berteman, bersosialisasi dengan tetangga, serta masyarakat solusi ibu saat mengatasi konflik dengan suku yang berbeda? Contohnya seperti tadi saat ada kesalahpahaman akibat perbedaan mencegah hal seperti itu, baiknya kita tanyakan langsung kepada yang bersangkutan. Misalnya saya tidak mengerti tentang permasalahann yang ada disekitar, kita harus bertanya secara langsung walaupun kita berbeda suku dan tidak mengerti bahasanya, kita harus bertanya supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Intinya semua ada di komunikasi yang DokumentasiB. Identitas Pewawancara 2Jalan Randu, Desa Kalipelus RT 04/RW 03, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa WAWANCARA 1a Identitas Informan 1Joy Angel Caroline Sidabutar Tangkilan RT 03/RW 22, Kelurahan Sidoarum, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Wawancara 1. Sabtu, 9 April 2022. Pukul – WIB 33 menit 2. Minggu, 17 April 2022. Pukul – WIB 24 menit 3. Selasa, 19 April 2022. Pukul WIB 13 menitTempat/Media Wawancara Via Whatsapp – chat dan video call Apakah informan memiliki pengalaman berinteraksi dengan orang lain dari suku yang berbeda? Lalu, pengalaman seperti apa yang informan dapatkan selama berinteraksi tersebut, baik itu pengalaman positif maupun negatif?Berdasarkan informasi yang telah diberikan oleh pihak informan. Informan menyampaikan bahwa sebelumnya ia pernah berinteraksi dengan orang berlatar belakang suku yang berbeda, yaitu dengan orang suku jawa. Informan merasa senang karena dari pengalaman interaksi tersebut ia dapat mengetahui bahwa Bahasa Jawa sangatlah beragam dan unik karena terbagi menjadi beberapa jenis. Seperti krama alus, krama lugu, ngoko alus, dan ngoko lugu. Namun, informan juga menyampaikan bahwa ia juga kerap merasa tidak senang saat berinteraksi dengan mereka. Karena kebanyakan orang jawa yang informan temui merasa kurang nyaman bahkan sampai merasa takut ketika pertama kali berbincang dengannya. Mereka menilai bahwa nada bicaranya keras dan terkesan seperti orang sedang marah. Padahal menurut informan, ia berbicara dengan nada yang biasa saja seperti yang biasa ia pendapat informan mengenai persepsinya terhadap suku yang berbeda tersebut?Menurut informan, orang dari suku jawa memiliki nada bicara yang lebih lembut, jauh dibandingkan suku batak. Dari nada bicara yang lebih lembut tersebut mereka mengalami hal yang tidak biasa ketika bertemu dengan orang batak. Sehingga, hal yang tidak biasa mereka alami tersebut menjadikan mereka memiliki mindset bahwa suku batak adalah orang yang sifatnya kasar. Padahal menurutnya hanya nada bicaranya saja yang lebih harapan dan kekhawatiran informan terhadap kelompok suku yang berbeda, terutama dalam hal hubungan antarsuku?Harapan informan, semoga masyarakat yang hidup ditengah perbedaan antarsuku tersebut dapat saling memahami satu dengan yang lain, terutama dalam hal berbahasa. Informan juga berharap agar dirinya dapat sesegera mungkin memahami Bahasa Jawa secara luas agar ia dapat berkomukasi dengan baik di sekitar lingkungannya, terutama memahami krama alus. Ia kerap merasa kesulitan berkomukasi sehingga membuat dirinya merasa canggung, selain itu ia juga kesulitan untuk mengikuti pendidikan Bahasa Jawa secara formal di sekolah. Karena ketika dirumah, dirinya selalu memakai Bahasa Indonesia dan Batak untuk berkomunikasi dengan keluarga. Informan memiliki kekhawatiran, adanya perbedaan bahasa tersebut akan menimbulkan rasa salah paham yang dapat berujung pada timbulnya konflik akibat kurangnya pengetahuan terhadap bahasa masing-masing suku. Sehingga sangat diperlukan kesadaran untuk menanamkan rasa saling solusi yang dapat informan tawarkan dalam rangka mencegah dan mengatasi terjadinya konflik diantara suku yang berbeda?Informan menyampaikan bahwa kunci utama untuk dapat mencegah dan mengatasi terjadinya konflik antarsuku adalah melalui toleransi. Masing-masing suku harus dapat menerima keunikan setiap suku dengan berbagai adat dan kebiasaan yang berbeda-beda, dengan cara belajar untuk saling memahami dan memaklumi apa yang suku lain miliki serta menjadikan pembelajaran agar semakin bertambah wawasan mengenai hubungan antarsuku, sehingga kedepannya tidak menimbulkan konflik yang serupa. Bukti DokumentasiTRANSKIP WAWANCARA 2b Identitas Informan 2Desa Bantarsari RT03/RW01, Desa Bantardawa, Kecamatan Purwaradi, Kabupaten Ciamis, Jawa Wawancara 1. 14 April 2022. Pukul - 29 menit 2. 15 April 2022. Pukul - 15 menit 3. 17 April 2022. Pukul – 21 menitTempat/media Wawancara Via Whatsapp – chat, voice note, dan video call Apakah informan memiliki pengalaman berinteraksi dengan orang lain dari suku yang berbeda? Lalu, pengalaman seperti apa yang informan dapatkan selama berinteraksi tersebut, baik itu pengalaman positif maupun negatif?Informan menyampaikan bahwa dirinya kerap kali berinteraksi dengan orang dari suku jawa. Domisili informan merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, sehingga hal tersebut membuat informan kerap kali berinteraksi dengan suku jawa asli. Walaupun dapat dikatakan hidup berdampingan dengan suku jawa, namun informan menyampaikan bahwa dirinya murni sebagai orang sunda, tanpa adanya campuran jawa. Menurutnya, hal positif yang ia ketahui dari suku jawa adalah bahwa mereka memiliki pribadi dengan karakteristik yang lebih tekun, pekerja keras, ramah, dan sopan. Hal tersebut membuat orang suku jawa sukses menjalankan usaha terutama di bidang perdagangan. Selain ahli dalam hal berdagang, informan juga menambahkan bahwa orang suku jawa juga sangat ahli dalam hal bercocok tanam serta membangun bisnis, dan menurutnya hal tersebut sangatlah luar biasa. Namun, dari keuletan suku jawa yang luar biasa tersebut, informan mengatakan jika hal tersebut dapat membuat penduduk lokal terutama orang-orang suku sunda selalu kalah saing dalam hal menjalankan usaha dan perdagangan. Suku jawa cenderung dapat selalu survive serta lebih dapat berinovasi dalam mencari ide baru. Namun, bukan berarti orang sunda pemalas dan tidak kreatif, hanya saja karena orang jawa memiliki rasa sabar yang lebih tinggi serta terkesan tidak boleh kalah dengan keadaan. Hal negatif lainnya yang penulis sampaikan yaitu mengenai persepsi kebanyakan orang jawa yang melarang jika laki-laki suku sunda tidak boleh menikah dengan perempuan suku jawa. Karena mindset mereka membangun pandangan jika orang jawa adalah orang yang kuat dan sedikit keras kepala, sehingga dikhawatirkan sang suami akan kalah dengan sang istri dalam hal hubungan keluarga. Dan berbeda terbalik, jika sebaliknya maka diperbolehkan. Namun, informan juga menambahkan bahwa hal tersebut kembali lagi kepada pribadi masing-masing, sifat seperti sebelumnya biasanya muncul pada orang-orang yang masih kuat menjaga teguh prinsip pendapat informan mengenai persepsinya terhada suku yang berbeda tersebut?Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya oleh informan, ia memberikan tanggapan bahwa pandangannya terhadap orang suku jawa identik dengan sikap yang sopan, ramah, murah senyum, suka menyapa, suka berbagi, serta gemar membantu orang bahkan ketika mereka tidak mengenal orang tersebut harapan dan kekhawatiran informan terhadap kelompok suku yang berbeda, terutama dalam hal hubungan antarsuku?Hal yang menjadi harapan sekaligus kekhawatiran bagi informan adalah yaitu mengenai perbedaan budaya dan bahasa setiap suku. Jika hal tersebut dapat disikapi dengan baik, maka dapat menjadi media pemersatu. Namun, jika hal tersebut tidak dapat disikapi dengan tepat, maka sangat memungkinkan dapat menimbulkan perpecahan. Indonesia dengan segala keragaman suku dan budaya serta dengan segala kebiasaan dan ada-istiadatnya harus dapat hidup saling berdampingan. Terkadang ada suatu bentuk kebiasaan yang menurut satu suku dianggap biasa saja, namun bagi suku lain hal tersebut dianggap penting atau bahkan sangat solusi yang dapat informan tawarkan dalam rangka mencegah dan mengatasi terjadinya konflik diantara suku yang berbeda?Setiap suku harus dapat hidup berdampingan dalam kerukunan dan kedamaian serta harus dapat saling memahami dalam segala hal. Saling menghormati dan menghargai adanya setiap perbedaan di antara masing-masing suku, entah itu dalam bentuk aturan, adat, bahasa, kebiasaan, dan sebagainya. Jangan pernah merasa bahwa suku tertentu adalah suku yang paling kuat atau yang paling lemah. Jangan juga saling mencela apalagi menganggap aneh dan remeh budaya dari suku yang DokumentasiC. Identitas Pewawancara 3Jl. Kutasari, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. TRANSKRIP WAWANCARA 1a Identitas Informan 1 Jl. Margantara RT 05 RW 04, Tanjung, Purwokerto Wawancara 1. 29 Maret 2022, Pukul WIB 2 jam 10 menit 2. 30 Maret 2022, Pukul WIB 1 jam 20 menitTempat/Media Wawancara Via Whatsapp – Pesan suara dan pesan tulis. “Hallo, Anna! Seperti yang telah disebutkan bahwa Anna berasal dari suku Jawa. Apakah Anna pernah berinteraksi dengan teman atau tetangga yang berbeda suku? Jika pernah, bagaimana proses interaksi yang terjadi waktu itu? Apakah lancar-lancar saja atau mengalami kendala seperti adanya perbedaan bahasa dan makna dalam bahasa yang digunakan?” “Halo Wulan, aku cerita via chat dulu ya. Benar, aku berasal dari suku Jawa, dan hampir semua keluarga besar aku juga dari suku Jawa. Untuk interaksi dengan suku lain tentu saja pernah, bahkan sempat mencapai frekuensi sangat sering yaitu setiap hari. Kok bisa? Karena aku dibesarkan di pulau Kalimantan. Keluargaku merantau ke Kalimantan Tengah, dengan mayoritas sukunya Dayak Ngaju. Menariknya, di daerah sekitar tempat aku tinggal itu ternyata ada banyak suku lainnya yang sebagian besar juga merupakan perantau. Jadi, interaksi yang aku lakukan itu bukan hanya dengan suku Dayak dan Banjar sebagai suku asli Kalimantan, tetapi juga suku Batak, Jawa, Betawi, Sunda, dan berbagai suku yang berasal dari wilayah tengah dan timur Indonesia Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua. Untuk proses interaksi saat aku masih di Kalimantan, tentu ada positif dan negatifnya. Bisa dibilang lancar tetapi juga ada kendalanya. Karena di daerah sekitarku banyak perantau, jadi aku bisa berinteraksi dan bergaul dengan baik dan lancar. Kendalanya sama seperti yang disebutkan Wulan, yaitu perbedaan bahasa dan maknanya. Untuk aku pribadi, kendala terkait bahasa justru terjadi dengan teman atau orang yang bersuku selain Dayak dan Banjar contoh Batak, Jawa, Sunda, suku di Sulawesi dan Papua. Karena sejak kecil aku sudah dibesarkan di sana, otomatis aku lebih familiar dengan bahasa dan budaya suku Dayak, juga sedikit dari suku Banjar. Aku juga tidak dibiasakan menggunakan bahasa Jawa. Jadi dengan sesama suku Jawa justru terkendala dalam berinteraksi. Terlebih karena di desa tempat aku bersekolah itu mayoritas berbahasa Jawa aku kurang paham kenapa bisa begitu. Untungnya, untuk interaksi dengan teman tidak terlalu sering terkendala, karena banyak yang menggunakan bahasa Indonesia juga. Contohnya, ketika aku mengobrol dengan teman lancar-lancar saja, tetapi ketika mereka mengobrol dengan sesama suku mereka maka bahasa yang digunakan biasanya bahasa suku mereka, dan aku yang masih bersama mereka pasti akan merasa terasingkan karena tidak bisa ikut mengobrol. Oh iya, ini juga bisa terjadi dengan teman yang bersuku Dayak dan Banjar ya, karena bahasa mereka juga memiliki tingkatan, dan bahasa yang sehari-hari digunakan termasuk untuk mengobrol dengan aku itu bahasa yang paling sederhana dan campuran dengan bahasa Indonesia. Sedangkan ketika berkomunikasi sesama suku mereka, bahasa yang digunakan itu biasanya yang murni dan jarang digunakan di luar suku mereka. Sekedar menambahkan, suku Banjar itu dari Kalimantan Selatan, tetapi masyarakatnya juga lumayan banyak yang tinggal di Kalimantan Tengah. Oh iya, salah satu contoh perbedaan bahasa dan maknanya yang masih aku ingat, kata "kuman" dalam bahasa Banjar itu artinya makan, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya berbeda.”“Dengan adanya pengalaman berinteraksi dengan suku lain, bagaimana pendapat dan pandangan Anna terkait suku tersebut? Apakah suku tersebut sangat toleran terhadap suku lain? Bagaimana nilai dan norma yang mereka anut? Pandangan dan pendapat Anna terkait suku tersebut bebas, dalam artian anna bisa memandang dari sudut pandang Anna sendiri terkait, kebiasaan, nilai, aturan, atau lain nya yang masyarakat suku tersebut lakukan.”“Menurut aku, suku-suku yang berinteraksi dengan aku sudah dapat memahami dan menerapkan toleransi. Tetapi aku belum bisa bilang "sangat" ya, karena pemahamanku terbatas dan dulu juga sempat ada konflik besar antara suku Dayak dan Madura. Oh iya, suku Dayak Ngaju dan Dayak lainnya menganut kepercayaan Kaharingan yang menurut aku mirip dengan Hindu. Tetapi saat ini banyak suku Dayak yang menganut agama resmi Indonesia. Sebagian besar masih rutin melakukan ritual dan tradisi Dayak, terutama yang menyangkut perkawinan, kehamilan, dan kematian. Suku Dayak juga mensakralkan burung enggang gading rangkong, aku lupa makna simbolisasi burung ini, tetapi yang aku ketahui simbolisasi burung ini dijadikan sebagai filosofi kehidupan, tarian, serta inspirasi pakaian dan aksesoris khas Dayak. Aku juga pernah menampilkan dua tarian tradisional suku Dayak, yaitu tari giring-giring dan tari manasai. Keduanya bermakna untuk merayakan kegembiraan atau menyambut tamu.”“Dalam proses berinteraksi dengan suku lain, apakah terdapat pengalaman yang kurang menyenangkan? Jika ada, boleh ceritakan pengalaman tersebut?”“Sejauh yang aku alami selama tinggal di sana, antara suku asli dengan pendatang dapat hidup berdampingan dan beraktivitas bersama tanpa ada batasan, aturan, atau stratifikasi yang membeda-bedakan. Bahkan suku pendatang dari wilayah tengah dan timur Indonesia juga diterima dengan baik. Hanya saja, masih sering terjadi perundungan terkait suku di kalangan remaja dan anak-anak. Meskipun aku tidak menjadi korbannya, tetapi aku beberapa kali menyaksikan secara langsung. Biasanya berawal dari bercanda, kemudian karena dilakukan beramai-ramai akhirnya menjadi berani melewati batas.”“Dalam berinteraksi dengan suku lain, apakah Anna memiliki Melalui pesan suara informan menyebutkan bahwa informan mengkhawatirkan adanya perbedaan unsur kekhawatiran terhadap suku yang berbeda? Contohnya seperti Anna khawatir karena perbedaan bahasa yang anna gunakan dan suku lain gunakan bisa menimbulkan konflik antar suku karena adanya perbedaan makna.”budaya lainya seperti norma, nilai, dan adat istiadat yang ada di Indonesia. Tidak semua suku dapat menghargai perbedaan nilai atau norma dari suku lain. Menurut informan, perbedaan bahasa tidak begitu besar karena sebagian dari masyarakat akan cenderung memaklumi dan mengoreksi kesalahan penafsiran bahasa.“Dengan adanya kekhawatiran tersebut, bagaimana solusi yang Anna tawarkan untuk mengatasi konflik antar suku yang mungkin bisa tejadi karena adanya perbedaan?”Melalui pesan suara informan menyebutkan bahwa untuk mengatasi konflik antar suku yang terjadi, maka perwakilan dari antar suku bisa berdiskusi terkait penyelesaian masalah berdasarkan nilai atau aturan yang dianut antar ke-2 suku yang berkonflik, jika tidak bisa, maka bisa memanggil orang ke-3 atau melalui pengadilan jika sudah tidak tertolong asalkan jangan melalui kekerasan.“Apa harapan Anna terkait suku tersebut? Contohnya seperti dengan perbedaan bahasa atau lingkungan tempat tinggal dengan suku yang ada di daerah N dengan suku saya, saya berharap antar suku tersebut memiliki rasa toleran yang tinggi.”Melalui pesan suara informan menyebutkan harapan nya yaitu semoga dengan adanya perbedaan tersebut antarsuku tersebut saling menghargai, menghormati, saling terbuka, dan apabila terdapat masalah atau konflik semoga bisa diselesaikan tanpa ada unsur kekerasaan dan melalui kepala dingin. Bukti Dokumentasi TRANSKIP WAWANCARA 2b Identitas Informan 2Waktu Wawancara 30 Maret 2022, Pukul WIB 1 jam 54 menitTempat/media Wawancara Via Whatsapp – Pesan tulis “Hallo, Tya! Seperti yang telah disebutkan bahwa Tya berasal dari suku Betawi dan suku Jawa. Apakah Tya pernah berinteraksi dengan teman atau tetangga yang berbeda suku? Jika pernah, bagaimana proses interaksi yang terjadi waktu itu? Apakah lancar-lancar saja atau mengalami kendala seperti adanya perbedaan bahasa dan makna dalam bahasa yang digunakan?” “Tentu saya pernah berinteraksi dengan teman ataupun tetangga yang memiliki suku yang berbeda. Mengingat kedua orang tua saya memiliki 2 suku yang berbeda, dimana ayah saya ialah suku Jawa dan Ibu saya ialah suku Betawi membuat saya juga harus memahami kedua suku tersebut. Adapun saya sekarang ini bertempat tinggal di Jakarta yang dimana merupakan kota metropolitan dengan segala keberagaman suku didalamnya. Selain itu, Jakarta juga dikenal sebagai tempat perantauan, sehingga di Jakarta ini saya mengenal banyak sekali teman ataupun tetangga yang memiliki suku yang berbeda dengan saya. Seperti halnya, saya memiliki tetangga yang merupakan suku asli Sunda yang terkadang mereka menggunakan bahasa sunda dalam percakapan sehari-hari. Kemudian, terdapat waktu dimana tetangga saya datang ke rumah saya dengan tujuan untuk memberikan makanan khas Sunda yaitu nasi timbel. Mereka datang ke rumah saya dan berinteraksi dengan saya menggunakan pencampuran bahasa Indonesia dan Sunda. Pada saat itu terdapat beberapa kata yang saya tidak mengerti, seperti halnya abdi, barudak, kadieu. Adapun saya juga memiliki tetangga dengan suku Batak. Perbedaan bahasa dan gaya bicara yang ada terkadang membuat komunikasi yang dilakukan dengan tetangga tersebut kurang berjalan lancar. Suku Batak tersebut memiliki gaya bicara dengan volume suara yang keras, kasar, dan lugas. Sementara saya, yang merupakan suku Betawi dan Jawa memiliki gaya bicara yang biasa dan terkesan santai. Sehingga terkadang komunikasi yang ada justru membuat kecanggungan dan tidak lancar. Pada awalnya memang adanya kendala dalam berinteraksi dengan kedua tetangga tersebut. Namun, lama kelamaan setelah mengenal tetangga tersebut dengan lebih dekat dan lama dapat membuat saya sedikit mengerti dengan suku Sunda ataupun suku Batak dengan segala perbedaannya. Oleh karena itu, interaksi yang sudah berjalin lama lah yang membuat saya mulai beradaptasi untuk menghormati siapapun dan memahami keberagaman yang ada.”“Dengan adanya pengalaman berinteraksi dengan suku lain, bagaimana pendapat dan pandangan Tya terkait suku tersebut? Apakah suku tersebut sangat toleran terhadap suku lain? Bagaimana nilai dan norma yang mereka anut? Pandangan dan pendapat Tya terkait suku tersebut bebas, dalam artian Tya bisa memandang dari sudut pandang Tya sendiri terkait kebiasaan, nilai, aturan, atau lain nya yang masyarakat suku tersebut lakukan.”“Dengan adanya pengalaman berinteraksi dengan suku lain, seperti halnya suku Suku Sunda dan Batak membuat saya dapat memahami adanya keberagaman di dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dalam sudut pandang saya, suku Sunda ataupun Batak memiliki kebiasaan dan nilai yang dianutnya sendiri. Dimana suku Sunda sendiri menganut kebiasan dan nilai sopan santun yang tinggi sehingga mereka sangat toleran dengan suku lain. Selain itu, mereka yang bersuku Sunda juga memiliki sifat yang periang sehingga kebiasaan untuk saling berinteraksi dengan mereka akan terjalin lebih mudah. Adapun nilai-nilai budaya dalam suku Sunda juga tidak terlalu berbeda jauh dengan suku Betawi maupun suku Jawa. Seperti halnya, budaya sunatan khas suku Sunda juga dialami dengan suku Betawi maupun Jawa. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam budaya sunatan juga memiliki kesamaan akan prosesi budaya dan tradisi kesenian didalamnya. Sehingga dengan sedikit kesamaan akan nilai-nilai tradisi dan budaya yang ada, maka antarsuku tersebut dapat dengan mudah untuk saling berinteraksi demi terciptanya integritas bangsa. Adapun dengan suku Batak, mereka juga merupakan suku dengan nilai-nilai yang tinggi didalamnya. Mereka memiliki nilai kekerabatan yang cukup tinggi, baik dengan suku yang lain ataupun dengan sukunya sendiri. Adapun dalam pandangan saya, orang dengan suku Batak akan sangat menghormati orang dengan suku lain yang dianggap sudah dekat saja. Karena saya melihat dari kehidupan sehari-hari, mereka yang bersuku Batak akan sangat dekat dan dengan sukunya sendiri saja. Mereka memiliki nilai kekerabatan yang memicu kuatnya integrasi antarsukunya. Namun, itu tidak menutup nilai moralitas, kesopanan, kesantunan, dan toleransi terhadap suku lain. Hanya saja memang, kebiasaan suku Batak, seperti bicara keras dan lugas yang membuat interaksi antarsukunya kurang terjalin dengan kuat. Oleh karena itu, kita memerlukan adanya interaksi dan pemahaman mengenai adanya perbedaan budaya ataupun nilai untuk membuat integritas semakin kuat.”“Dalam proses berinteraksi dengan suku lain, apakah terdapat pengalaman yang kurang menyenangkan? Jika ada, boleh ceritakan pengalaman tersebut?”“Tentu ada pengalaman yang tidak menyenangkan. Seperti halnya, saat saya berbicara dengan orang yang bersuku Batak. Dimana nada dan gaya bicara mereka yang kasar, keras, dan lugas sehingga saya cukup terkejut saat berkomunikasi dengan mereka. Adapun dengan suku Sunda, saya juga memiliki pengalaman tidak menyenangkan dimana mereka yang terlalu periang dan ramah justru membuat saya merasa risih.” “Dalam berinteraksi dengan suku lain, apakah Tya memiliki kekhawatiran terhadap suku yang berbeda? Contohnya seperti Tya khawatir karena perbedaan bahasa yang Tya gunakan dan suku lain gunakan bisa menimbulkan konflik antar suku karena adanya perbedaan makna.”“Terdapat rasa khawatir dalam diri saya, dimana saya khawatir akan interaksi yang terjalin nantinya malah dapat menimbulkan konflik. Saya khawatir bilamana terdapat omongan dari saya, berupa bahasa Jawa ataupun Betawi yang malah memiliki arti negatif dalam bahasa dari Suku lain. Adapun saya juga khawatir timbul rasa primordial dalam diri saya, yang membuat saya merasa bahwasannya suku Betawi dan Jawa adalah suku yang paling baik. Hal tersebut nantinya dapat menimbulkan konflik di luar maupun di dalam diri saya dengan mereka yang berbeda suku.”“Dengan adanya kekhawatiran tersebut, bagaimana solusi yang Tya tawarkan untuk mengatasi konflik antar suku yang mungkin bisa tejadi karena adanya perbedaan?”“Disini saya berusaha untuk menghindari diri dari adanya rasa primordialisme dan saya berusaha untuk menjaga lisan demi terciptanya interaksi yang berjalan baik. Mengingat kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, dengan begitu konflik apapun sebagaimana mestinya harus dapat diminimalisir.”“Apa harapan Tya terkait suku tersebut? Contohnya seperti dengan perbedaan bahasa atau lingkungan tempat tinggal dengan suku yang ada di daerah N dengan suku saya, saya berharap antar suku tersebut memiliki rasa toleran yang tinggi.”“Dengan paparan yang sudah saya jelaskan, mengingat sebenarnya banyak perbedaan yang ada diantara suku yang satu dengan yang lain seharusnya dapat membuat kita sadar akan perbedaan tersebut. Karena sesungguhnya perbedaan lah yang dapat membuat satu persatuan yang kuat dengan penuh keberagamannya. Adapun harapan saya untuk daerah tempat tinggal saya, yaitu Jakarta dengan banyaknya perbedaan, baik bahasa, kebiasan, nilai, aturan, dan kebudayaan yang dianut tidak menutup diri kita dari adanya rasa toleransi yang tinggi. Dengan toleransi lah yang akan membuat suatu daerah dapat terjalin nyaman dan tentram dengan tidak adanya konflik yang mengakar didalamnya.”Bukti Dokumentasi D. Identitas Pewawancara 4 Cibungkul RT 04 RW 05 Desa Boja, Kec. Majenang, Kab. Cilacap, Jawa Tengah. TRANSKRIP WAWANCARA 1a Identitas Informan 1Jalan Udayana, Nusa Tenggara TimurWaktu Wawancara 1. 13 April 2022, Pukul 30 WIB 20 menit 2. 17 April 2022, Pukul WIB 43 menitTempat/Media Wawancara Via zoom dan chat WhatsAppTerkait dengan tema wawancara saya yaitu hubungan antar suku di Indonesia, apakah anda sudah mengetahui tergolong ke dalam suku apa? Lalu, Apakah didaerah anda tinggal terdapat suku lain?Informan mengatakan bahwa ia sudah mengetahui tergolong kedalam suku apa. Informan masuk kedalam suku Lio sesuai dengan keturunan dari keluarganya. Menurut informan jika ditanya adakah suku lain di daerahnya pasti ada, karena disetiap daerah itu pasti memiliki suku yang berbeda-beda. Di NTT sendiri khususnya di daerah tempat ia tinggal terdapat dua suku asli yaitu Ende dan keberagaman suku yang ada. Bagaimana presepsi anda terhadap suku lain? dan Apakah pernah mengalami hal negatif dari suku lain?Berdasarkan jawaban yang telah disampaikan informan ia memandang suku lain itu tidak berbeda jauh seperti ia memandang sukunya sendiri. Karena bisa kita ketahui di Indonesia itu terdapat banyak sekali suku yang berbeda-beda. Hal tersebut tergantung bagaimana cara kita menyikapi dengan perbedaan tersebut. Informan sendiri menyikapi adanya perbedaan tersebut yaitu dengan saling mengerti, menghargai dan menghormati. Kemudian Dari informan sendiri jika untuk mengalami hal negatif ia belum pernah mengalaminya karena menurut informan di NTT toleransinya sendiri itu sangat tinggi sekali, baik dari segi berbeda agama, suku, maupun di setiap suku memiliki nilai yang berbeda, misalnya di Menurut informan setiap suku itu memiliki keunikan dan nilai-nilainya tersendiri, di suku Lio sendiri terdapat Bahasa yang memang berbeda Ketika berbicara kepda seumuran suku jawa sendiri itu jika berbicara kepada orang yang seumuran dengan orang yang lebih tua itu berbeda, jika kepada seumuran biasanya menggunakan ngoko jika kepada yang lebih tua menggunakan krama. Nah, apakah bisa di contohkan nilai perbedaan tersebut?dengan berbicara kepada orang yang lebih tua tetapi dalam hal penyebutannya saja, tidak sespesifik suku jawa yang dinamai ngoko dan krama. Jika di sukunya informan mencontohkan dari segi bahasa, untuk suku Lio sendiri untuk orang yang lebih tua, biasanya panggilan kepada laki-laki yang lebih tua itu memanggil ame dan panggilan kepada perempuan yang lebih tua itu perbedaan-perbedaan yang ada apakah ada kekhawatiran kepada suku yang berbeda?Informan menyebutkan bahwa ia tidak pernah terpikirkan adanya kekhawatiran terhadap suku lain, karena lingkungan dimana ia tinggal sangat menjujung toleransi. Menurutnya kita juga pasti akan mengikuti kebudayaan yang baik. Jika dari suku lain terdapat kebudayaan yang kurang baik kita juga tidak akan mungkin untuk mengikutinya. Apakah pernah terjadi konflik dengan suku lain? Jika ia bisa jelaskan seperti apa dan bagaimana konflik tersebut terjadi dan bagaimana cara mengatasinya, jika tidak jelaskan pula mengapa tidak adanya konflik padahal terdapat banyak perbedaan? Informan mengatakan bahwa ia pribadi tidak pernah merasakan adanya konflik karena seperti yang sudah ia jelaskan tadi toleransinya itu sangat menjelaskan hal tersebut melalui contoh. Contohnya disuku sebelah sedang melaksanakan upacara adat. Nah upacara adat tersebut memiliki beberapa pantangan atau memiliki beberapa syarat. Misalnya tidak boleh berkebun, atau tidak boleh makan dari pagi sampai petang. Jadi dari suku lain menghormati dengan mengikuti syarat-syarat atau peraturan yg dimiliki suku yang sedang menjalankan upacara adat tersebut. Dari suku Lio itu sendiri memiliki salah satu acara adat yang dinamai Panaman atau dalam Bahasa Indonesia berarti tembak ayam. Dalam acara adat tersebut jika kita keluar dari rumah kita melihat ayam siapapun, entah itu milik kita ataupun tetangga kita harus menembaknya menggunakan panah atau busur. Dan di hari tersebut selama sehari penuh kita membawa panah atau busur kemana-mana. Lalu, jika sedang dilakukannya acara Adat jika seseorang melanggar peraturan yang ada misalnya dengan kekebun atau menyalakan api didalam rumah atau dapur, maka orang tersebut dikenakan denda. Denda tersebut berupa binatang peliharaan, contohnya babi satu ekor, Ayam, Ataupun hewan peliharaan lainnya, dan hasil denda tersebut diberikan kepada Ketua Adat dan disimpan dirumah adat, yang nantinya denda tersebut, contohnya babi akan dipotong untuk dimakan bersama di akhir Acara Adat. Untuk pertanyaan terakhir adakah harapan anda ke suku yang lain?Harapan informan terhadap suku lain yaitu informan menginginkan antara suku yang satu dan yang lain tidak terjadi permusuhan didalam perbedaan itu sendiri tetap saling menghargai dan menghormati disela perbedaan yang ada. Intinya harus menanamkan sikap Dokumentasi TRANSKIP WAWANCARA 2b Identitas Informan 2Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa BaratWaktu Wawancara 1. 11 April 2022. Pukul – WIB 20 menit 2. 20 April 2022. Pukul – WIB 21 menitTempat/media Wawancara Via zoom dan chat WhatsAppTerkait dengan tema wawancara saya yaitu hubungan antar suku di Indonesia, apakah anda sudah mengetahui tergolong ke dalam suku apa? Lalu, Apakah didaerah anda tinggal terdapat suku lain? Informan mengatakan bahwa ia sudah mengetahui tergolong kedalam suku apa. Informan masuk kedalam suku Sumbawa dilihat dari keturunan dari kedua orang tuanya. Informan juga mengatakan bahwa secara general teman-temannya berasal dari berbagai suku yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan ia berkuliah keluar pulau yaitu ia kuliah di Universitas Indonesia, depok. Hal ini menjadikannya banyak bertemu dan memiliki teman dari berbagai macam keberagaman suku yang ada. Bagaimana presepsi anda terhadap suku lain? dan Apakah pernah mengalami hal negatif dari suku lain? Informan menjelaskan bahwa ia memandang adanya perbedaan itu sebagai hal yang unik. Jadi setiap bertemu orang dari suku yang berbeda menjadikannya untuk bisa belajar banyak bahasa dan belajar kebiasaan orang juga misalnya ada satu kosa kata yang sama dan itu menjadi suatu penggalian. Lingkungannya memang tidak terlalu mendominasi dan tidak terlalu membeda-bedakan antara suku yang satu dengan suku lainnya. Tetapi, terkadang jika ia dan teman-temannya sedang dalam satu perkumpulan teman-temannya berbicara sesama sukunya masing-masing nisalkan suku jawa dengan jawa berbicaranya pasti menggunakan bahasa jawa dan informan tidak memahami Bahasa tersebut yang membuatnya menjadi diam tidak ikut berbincang. Tetapi informan memandang hal tersebut bukan negatif tapi keberagaman. Pasti di setiap suku memiliki nilai yang berbeda, misalnya di suku jawa sendiri itu jika berbicara kepada orang yang seumuran dengan orang yang lebih tua itu berbeda, jika kepada seumuran biasanya menggunakan ngoko jika kepada yang lebih tua menggunakan krama. Nah, apakah bisa di contohkan nilai perbedaan tersebut?Informan melihat adanya perbedaan nilai itu sendiri dari segi bahasa. Jika dijawa kepada teman itu ngoko dan kepada orang tua itu krama. di sumbawa sendiri tidak ada secara spesifik sebutan tersebut tetapi memang ada bahasa yang berbeda penyebutan untuk seumuran dan orang tua. Untuk keteman seumuran itu biasanya memanggil au untuk orang yang lebih tua itu memanggil sia. Itu merupakan bahasa paling sopan, ia melihat penyebutan untuk orang yang lebih tua itu memanggil sia merupakan bahasa sopan berbeda dengan suku sunda karena ia memiliki teman sunda juga ia mengetahui bahwa sia di sunda itu merupakan bahasa paling kasar. Selain dari segi Bahasa informan juga mengatakan bahwa jika di sunda terdapat kearifan local sedekah bumi jika di sumbawa sendiri ada tetapi Namanya sedekah orong-orong yang artinya sawah. Sedekah orong-orong ini dilakukan setiap masuk musim tanam padi. Dari perbedaan-perbedaan yang ada apakah ada kekhawatiran kepada suku yang berbeda? Berdasarkan jawaban dari informan ia mengatakan tidak memiliki kekhawatiran apapun dikarenakan ia selalu berpikir positif thingking terhadap semua orang. Apakah pernah terjadi konflik dengan suku lain? Jika ia bisa jelaskan seperti apa dan bagaimana konflik tersebut terjadi dan bagaimana cara mengatasinya, jika tidak jelaskan pula mengapa tidak adanya konflik padahal terdapat banyak perbedaan? Untuk konflik sendiri sesuai dengan yang telah disampaikan oleh informan bahwa untuk konflik yang berat itu tidak pernah terjadi padanya tetapi ia menyebutkan bahwa misalnya di NTB terdapat sebutan yang menurut suku lain itu aneh ia kerap kali ditertawakan tetapi dalam konteks bercanda. Untuk mengatasi hal tersebut ia menanggapinya dengan menganggap hal tersebut tidak serius dan ikut tertawa agar pertemanannya semakin pertanyaan terakhir adakah harapan anda ke suku yang lain? Harapan informan terhadap suku lain ia berharap bisa hidup bersama bisa hidup berdampingan walaupun kita berbeda. Jadi tanpa perlu mempermasalahkan perbedaan. Karena berbeda itu wajar dan kita masih bisa tetap jalan Bersama walaupun kita berbeda. Bukti Dokumentasi E. Identitas Pewawancara 5Desa Karangdadap RT04/03, Kec. Kalibagor, Kab. Banyumas. TRANSKRIP WAWANCARA 1a Identitas Informan 1Desa Sokaraja Kulon, RT 02/RW 01, Kec. Sokaraja, Kab. Banyumas. Waktu Wawancara 27 Maret 2022, Pukul WIB 45 MenitTempat/Media Wawancara Rita Pasaraya SokarajaTerkait dengan tema wawancara saya yaitu hubungan antar suku di Indonesia, apakah anda sudah mengetahui tergolong ke dalam suku apa dan bagaimana anda mendapatkan keturunan Saya memiliki darah keturunan suku Sipisang karena menurut keturunan orang Minang saya ikut keturunan ayah yang berasal dari Padang. Mungkin juga masih banyak orang yang belum mengetahui tentang suku Sipisang, jadi suku Sipisang itu adalah salah satu nama suku yang ada di Minangkabau. Sementara Ibu saya adalah orang Jawa. Saya sendiri lahir di Jakarta dan tinggal di Jakarta sampai usia lima tahun, kemudian saya pindah ke Minang sekitar daerah Bukittinggi, dan untuk saat ini saya tinggal di Sokaraja Kulon, Kabupaten keberagaman suku di Indonesia, apakah anda pernah memiliki pengalaman berinteraksi dengan suku yang berbeda? Baik itu positif maupun pengalaman saya pribadi, tentu saja pernah berinteraksi dengan suku yang berbeda apalagi tempat tinggal saya yang berubah atau perpindah-pindah. Setiap kelompok itu kan memang memiliki ciri khas tersendiri dari kelompok lainnya. Saya jadi bisa lebih memahami keberagaman suku yang ada di Indonesia, berteman dengan orang yang berbeda suku juga berasa asik-asik saja. Karena perbedaan itulah saya jadi belajar bahasa daerah yang yang lainnya. Meskipun awalnya saya kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan mereka tetapi seiring berjalannya waktu menjadi terbiasa. Saya juga berteman dengan siapa saja tampa memandang latar belakang suku mereka. Untuk pengalaman negatifnya itu waktu saya tinggal di Jakarta pernah ada konflik dengan teman sekolah, untuk sukunya apa saya sudah lupa. Dia menjelek-jelekan dan merendahkan suku saya, tetapi saya lebih banyak diam dan tidak berusaha berdebat dengannya sampai akhirnya orang itu meminta damai dan meminta maaf terlebih dahulu. Dari pengalaman berinteraksi yang pernah anda alami, apakah kemudian muncul persepsi atau pandangan tertentu terhadap kelompok suku yang berbeda?Untuk orang Jawa sendiri menurut saya sangat menjaga etika dan sopan santun. Saat bertemu dengan orang Jawa, mereka pun tidak sungkan untuk menyapa duluan sambil tersenyum meskipun terkadang saya sendiri juga tidak mengenalnya. Saya cuma kurang setuju saat ada salah satu teman saya yang bersuku jawa, dia mengatakan bahwa orang Minang terkesan pelit. Tetapi saya lebih setuju persepsi tentang orang Minang itu terkesan keras, karena kebanyakan orang Minang saat ngomong itu lebih lantang, orang yang lagi ngomong biasa juga seperti sedang memarahi orang lain. Tetapi itu juga tidak semuanya, tergantung orangnya aja adanya banyak suku yang berbeda, apakah kemudian anda memiliki kekhawatiran sendiri terhadap kelompok suku yang berbeda?Kalau kekhawatirannya lebih ke watak atau pembawa setiap suku itu kan berbeda, nah itu yang bikin khawatir. Takutnya bisa menimbulkan konflik karena perbedaan atau kesalahpahaman. Kesalahpahaman juga sering terjadi karena bahasa daerah yang berbeda-beda. Kemudian adakah harapan dari anda terkait dengan perbedaan kelompok suku yang ada di Indonesia?Harapan saya terhadap suku yang berbeda semoga dapat saling menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada, jangan menjelek-jelekan/merendahkan satu sama lain, lebih mengutamakan solidaritas, bisa lebih memahami karakteristik orang yang berbeda suku agar dapat menjalin hubungan persaudaraan serta komunikasi yang baik. Saya juga berharap agar kita tidak mudah terprovokasi oleh orang luar yang ingin memecah belah persatuan, kareana di zaman sekarang ini ada banyak sekali orang yang berpura-pura baik atau bermuka dua tetapi niatnya sendiri yaitu untuk membuat perselisihan yang berakibat pada timbulnya konflik karena kesalahpahaman. Adakah solusi yang dapat anda tawarkan untuk mengatasi dan mencegah konflik yang dapat terjadi akibat perbedaan kelompok suku ini?Jangan melakukan diskriminasi terhadap kelompok suku yang berbeda, jangan menjelek-jelekan satu sama lain atau saudara-saudara kita yang ada di Indonesia, yang penting saling menjaga satu sama lain. Walaupun kita berbeda tetapi itulah yang membuat keunikan Dokumentasi TRANSKIP WAWANCARA 2b Identitas Informan 2Ni Luh Putu Dewanti Lokita Handayani Putri SantosaWaktu Wawancara 8 April 2022, Pukul WIB 55 MenitTempat/media Wawancara Pendopo si Panji Banyumas dan Via google meet Terkait dengan tema wawancara saya yaitu hubungan antar suku di Indonesia, apakah anda sudah mengetahui tergolong ke dalam suku apa dan bagaimana saudara mendapatkan keturunan suku tersebut?Saya pribadi tergolong ke dalam suku Sunda karena mendapatkan darah keturunan Ibu, bukan keturunan ayah yang berasal dari dari keberagaman suku di Indonesia, apakah anda pernah memiliki pengalaman Kalau dari pengalaman saya sudah berinteraksi dengan suku Jawa, suku Melayu, suku Batak, suku Bali, suku Dayak, dan masih banyak lagi, dari sisi positifnya itu saya bisa memahami keberagaman suku yang ada di Indonesia dan mereka pun gak aneh-aneh berinteraksi dengan suku yang berbeda? Baik itu positif maupun berasa asik-asik saja. Untuk sisi negatifnya mungkin hanya karena kesulitan berinteraksi memakai bahasa khas daerah yang pengalaman berinteraksi yang pernah anda alami, apakah kemudian muncul persepsi atau pandangan tertentu terhadap kelompok suku yang berbeda?Buat persepsi menurut saya sih sama saja, saya anggap mereka itu beda ya itu menjadi nilai plus bagi saya karena saya bisa tahu orang-orang dari suku ini budayanya begini terus adatnya gimana. Mungkin saya sedikit menyampaikan bahwa stereotipe untuk suku tertentu itu tidak sepenuhnya benar, tidak seratus persen itu berlaku untuk semua orang di suku itu. Seperti teman saya yang berasal dari Kalimantan, dia ternyata anaknya ambis dan jauh dari stereotipe yang dilontarkan untuk orang-orang Kalimantan, yang mungkin orang-orang mandang bahwa dari kualitas pendidikannya kurang dan sebagainya tetapi malah dia yang lebih ambis pemikiran dan juga keaktifannya adanya banyak suku yang berbeda, apakah kemudian anda memiliki kekhawatiran sendiri terhadap kelompok suku yang berbeda?Kekhawatiran saya yaitu ada banyak orang yang langsung menilai kepribadian orang yang berbeda suku tanpa tahu terlebih dahulu aslinya itu bagaimana. Padahal mereka sendiri belum saling memahami satu sama lain karena kurangnya interaksi dan komunikasi. Kemudian adakah harapan dari anda terkait dengan perbedaan kelompok suku yang ada di Indonesia?Kalau berhubungan dengan diversity atau keberagaman ya tentu saja persatuan. Jadi gimana sih sebisa mungkin menghindari juga semoga perdamaian terhadap suku yang berbeda tetap terjaga keharmonisannya. Jangan jadikan perbedaan yang ada sebagai alasan untuk tidak saling tolong menolong satu sama lain karena kita semua harus hidup solusi yang dapat anda tawarkan untuk mengatasi dan mencegah konflik yang dapat terjadi akibat perbedaan kelompok suku ini?Untuk solusinya mungkin dari pengalaman saja berusaha buat paham, pahami dirinya dan juga kebiasaanya kemudian komunikasi yang baik jadi jangan egois, intinya itu toleransi. Selain itu, kita juga harus memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi terhadap sesama. Agar tidak menimbulkan sebuah kesalahpahaman yang memicu konflik, kita juga harus belajar memahami bahasa karena setiap daerah memiliki arti dan makna yang berbeda. Jangan mudah tersinggung dengan omongan orang yang memiliki suku berbeda, cara kita berbicara juga tidaklah sama, ada yang lembut dan ada juga yang keras karena karena sudah terbawa karakteristik dari suku mereka. Bukti Dokumentasi ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
JawabanPertengkaran dan perselisihanPenjelasanKerukunan antarsuku di Indonesia harus dijaga agar tidak terjadi pertengkaran/ sepatutnya bangga karena negeri kita memiliki berbagai macam suku bangsaSemoga membantu dan maaf kalo salah
perbedaan antar suku di indonesia apabila tidak dijaga akan menimbulkan